Kokas metalurgi paling sering digunakan sebagai zat pereduksi dalam peleburan ferrosilikon. Kokas metalurgi adalah kokas yang terbentuk pada suhu kokas 1100 hingga 1300 derajat selama proses kokas, sehingga disebut juga kokas suhu tinggi atau kokas penuh. Kokas yang terbentuk pada suhu kokas 600 hingga 800 derajat disebut kokas suhu rendah atau semi kokas. Kokas gas adalah sejenis kokas bersuhu rendah. Yang disebut kokas gas adalah produk sampingan dari ekstraksi gas.
Sifat-sifat kokas gas dan kokas metalurgi dibandingkan sebagai berikut:
1.Resistensi
Hubungan antara resistivitas dan suhu kokas yang berbeda dengan ukuran partikel 10 hingga 15 mm ditunjukkan pada Gambar 4 berdasarkan pengukuran sebenarnya. Ketahanan kokas gas lebih tinggi dibandingkan kokas metalurgi. Bahkan pada suhu yang lebih tinggi, ketahanannya masih lebih tinggi dibandingkan kokas metalurgi. Keuntungan penting dari kokas gas adalah ketahanannya yang tinggi. Praktek telah menunjukkan bahwa peleburan ferrosilikon menggunakan sebagian gas kokas, dan elektroda dapat dimasukkan lebih dalam ke dalam muatan, sehingga dapat mengurangi konsumsi listrik.
2.Komposisi kimia
Kokas gas mengandung lebih sedikit karbon tetap dan lebih banyak abu, dan dari segi sifat kimianya, tidak sebaik kokas metalurgi. Hal ini disebabkan rendahnya suhu kokas gas kokas. Kandungan karbon pada gas kokas rendah, sehingga bila digunakan sebagai zat pereduksi perlu dilakukan penambahan karbon lebih banyak. Pada saat yang sama, karena tingginya kandungan abu gas kokas, jumlah terak dalam peleburan meningkat. Di sisi lain, karena kandungan karbon yang rendah pada gas kokas, kekuatan mekaniknya rendah. Selama peleburan, seringkali terjadi kekurangan karbon di dalam dan di bawah wadah. Terlihat bahwa gas kokas digunakan sebagai zat pereduksi dalam peleburan ferrosilikon, dan kondisi tungku sulit dirawat.
3. Porositas dan Reaktivitas
Porositas kokas gas adalah 40-60% dari porositas kokas metalurgi. Hal ini tidak hanya meningkatkan ketahanan gas kokas, tetapi juga memperluas area reaksi. Di sisi lain, reaktivitas gas kokas juga lebih tinggi, sehingga berdampak baik pada laju reaksi.



